1. Memang Berbasis Web, Tapi Lebih dari Itu
Antarmuka utama Odoo memang berbasis web, sehingga dapat diakses melalui browser di berbagai perangkat (PC, tablet, atau smartphone). Namun, ini hanyalah lapisan tampilan. Di baliknya, Odoo memiliki:
- Backend yang kuat berbasis Python dan PostgreSQL
- API dan web service (REST dan XML-RPC) untuk integrasi lintas platform
- Kemampuan untuk dikustomisasi secara mendalam melalui Odoo Studio atau kode Python langsung
Jadi, meskipun terlihat sebagai aplikasi web, Odoo bisa beroperasi seperti sistem backend bisnis yang berdiri sendiri
2. Modular dan Fleksibel
Odoo terdiri dari ratusan modul untuk berbagai fungsi:
- Akuntansi
- Manufaktur
- Gudang (Warehouse Management System)
- CRM
- HRD
- E-commerce
- POS (Point of Sale)
- dan banyak lagi
Modul-modul ini tidak tergantung pada web browser. Misalnya, modul POS Odoo dapat berjalan offline, disinkronkan ke server saat koneksi tersedia.
4. Integrasi dengan Perangkat Keras
Odoo juga mampu terhubung dengan berbagai perangkat fisik:
- Printer struk (POS)
- Barcode scanner
- Timbangan digital
- Perangkat IoT (dengan Odoo IoT Box)
Hal ini menegaskan bahwa Odoo bukan cuma aplikasi web—melainkan juga solusi manajemen bisnis yang menyatu dengan perangkat nyata di dunia fisik
5. Digunakan di Pabrik, Toko, Hingga Perusahaan Multinasional
Fakta bahwa banyak pabrik dan perusahaan besar menggunakan Odoo sebagai sistem ERP utama menunjukkan bahwa Odoo lebih dari cukup untuk operasional kompleks—bahkan di luar konteks online atau web semata.
1. Memang Berbasis Web, Tapi Lebih dari Itu